Featured Post

TV Digital

Masyarakat Pedesaan & Masyrakat Perkotaan


 


Nama     :    Muhammad Noval Arham Suhaimi

     NPM      :    50420880

     Kelas     :    1IA19

Ilmu Sosial Dasar

Masyarakat Pedesaan & Masyarakat Perkotaan

Saya akan menganalisa tentang perbedaan pola fikir masyarakat desa dan kota, perbedaan masyarakat kota dan desa dari cara berfikir mereka. Sebelum saya lebih jauh menjelaskan perbedaan pola fikir tersebut, saya akan terlebih dahulu memberikan perbedaan dari segi definisi dan juga ciri masing – masing antara masyarakat desa dan kota.

Masyarakat yang tinggal di kota – kota besar umumnya mempunyai gaya hidup yang glamour atau sering di sebut dengan pola serba mewah, Orang – orang kota cenderung memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Fasilitas umum lebih banyak memadai di kota, Adat – istiadat kurang dijunjung tinggi oleh masyarakat perkotaan, Pola pikir masyarakat perkotaan umumnya rasional ( tidak begitu percaya dengan takhayul), Lapangan pekerjaan juga lebih banyak tersedia untuk orang – orang yang tinggal di kota.

Masyarakat pedesaan merupakan sekelompok orang yang tinggal di desa, masyarakat pedesaan memiliki ciri – ciri sebagai berikut : Gaya hidup masyarakat pedesaan sangat sederhana, Orang – orang pedesaan umumnya solid, rukun, kompak dan kekeluargaan sangat di nomersatukan, Adat – istiadat masih di junjung tinggi dalam kehidupan, Sebagian besar orang – orang di desa hidup bergantung dari hasil bumi, Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat yang ramah, sopan dan peduli terhadap lingkungan, Lapangan pekerjaan di desa sangat minim dan jarangnya di buka lapangan pekerjaan baru.

Pola perilaku masyarakat kota dan desa tentunya berbeda namun dengan perbedaan itulah yang menjadikan keduanya saling bergantungan. Oleh karena itu masyarakat kota dan desa memiliki hubungan yang sangat erat, dengan ini masyarakat yang tinggal di kota bergantung pada hasil bumi dan ternak yang diolah di desa yang berupa bahan panganan, seperti : beras, susu, dan gandum. Karena lapangan pekerjaan dan fasilitas umum lebih banyak terdapat di kota – kota besar. Masyarakat desa  juga banyak yang datang ke kota (urbanisasi) untuk mencari lapangan pekerjaan, karena di desa dangat nimin dengan lapangan pekerjaan. Selain itu di kota juga mamproduksi barag – barang elektronik yang dapat digunakan untuk membantu meringankan pekerjan di desa. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat kota dan desa saling membutuhkan satu sama lain.

Pola pikir masyarakat kota yang individual sudah mendarah daging bahkan sulit untuk di rubah dengan ini perilaku yang individualisme tersebut menyebabkan ketidak pedulian terhadap orang lain. saling acuh satu dengan yang lain terkadang nama tetatngga sebelah saja tidak mengetahui mungkin hanya mengetahui nama ketua RT saja, ini menyebabkan kesombongan terhadap orang lain. mungkin penyebab utama mereka bersifat seperti ini adalah pekerjaan karena mereka bekerja berangkat pagi pulang malam sehingga tidak mempunyai waktu untuk melakukan komunikasi atau bertegur sapa dengan orang luar atau tetangga rumah sekitar.

Kesopanan orang kota juga tidak begitu di perhatikan mereka menyamakan derajat orang yang lebih tua dan muda terkadang mereka menganggap orang tua sebagai teman sendiri, sangat berbeda dengan pola fikir masyarakat desa yang saling tegur sapa dengan orang lain bahkam mereka kenal degan warga satu desa semua tanpa terkecuali. Mereka masi menggunakan sikap gotong royong yang tinggi jadi hidup mereka semua saling membutuhkan orang lain sangat dinomer satukan, meskipun banyak pekerjaan masih sempat meluangkan waktu sebentar untuk komunikasi dengan warga sekitar. Dengan ini sikap kesombongan warga desa sangat jarang, mereka saing mengenal satu sama lain antara muda dan tua mereka juga menjaga kesopanan semisal, berbicara dengan orang yang lebih tua pasti menggunakan bahasa yang sopan tidak disamakan dengan temen sebaya. Jika juga menanyakan penyebab kematian orang tersebut, terkadang ada juga yang mengikuti sampai keberangkatan pemakaman jeazah.

Masyarakat kota tidak terlalu mengerti tentang adat – istiadat karena adat istiadat tersebut warisan dari orang- orang yang lebih tua dari pada kita. Di perkotaan kebanyakan para pendatang sehingga jarang yang membawa kebudayaan setempat, banyaknya para pendatang juga mengakibatkan perbedaan budaya sehingga mereka mengaggap kebudayaa tidak terlalu penting. Sedangkan di masyarakat desa adat – istiadat sangat di hidupkan karena beranggapan adat – istiadat itu warisan para leluhur yang sudah turun temurun, mereka masi sangat percaya dengan kebudayaan dan masih menjalankan dengan baik. Adat – istiadat jika tidak dilakukan di masyarakat desa mereka berfikir hal yang tidak – tidak.

Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan, perbedaan pola fikir tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perbedaan – perbedaan berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan personalitas dan segi – segi kehidupan. Tidak hanya mengenal ciri – ciri masyarakat pedesaan saja. Akan lebih mudah jika dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Dapat dijelaskan bahwa perbedaan atau ciri – ciri dari masyarakat kota dan desa dalam hal lingkungan umum dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, diferensiasi sosial, pelapisan sosial dan mobilitas sosial. Dapat dijelaskan sebagai berikut.

Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam masyarakat pedesaan berhubungan kuat denga alam, disebabkan oleh lokasi goegrafi di desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan – kepercayaan dan hukum – hukum alam, sperti dalam pola pikir kehidupan. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang berkehidupan bebas dadi realitas alam karena sempitnya lahan. Pekerjaan atau mata pencaharian,  kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang sebagia pekerjaan sekunder.

Karena itu di masyarakat perkotaan mata pencaharian cenderug menjadi bisnis untuk di kembangkan sendiri.  Ukuran komunitas dalam mata pencaharian di bidang pertahian, imbalan tanah dengan industri dan mengakibatkan daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah pperkilometer perseginya. Oleh karena itu komunitas pedesaan lebih kecil dari pada komunitas perkotaan. Kepadatan penduduk desa lebih rendah jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota.

Dan pada akirnya dapat disimpulkan antara masyarakat perkotaan dan pedesan yang membedakan pada dasarnya adalah pola pikir dan fasilitas yang ada di daerah desa dan di kota. Untuk mengurangi perbedaan yang ada ini seharusya pemerintah dituntut untuk bekerja keras dalam menangani maslaah yang ada di kota. Dan berfikir bagaimana caranya daerah – daerah di desa tidak tertinggal jauh dengan perkotaan, di butuhkan kerja keras dan peran pemerintah untuk mengatasi masalah ini dengan serius agar tidak terjadi ketimpangan sosial. Pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan di daerah desa karena masyarakat desa pertumbuhannya sangat pesat sehingga membutuhkan pekerjaan untuk menumpuh hidup dan agar tidak terjadi urbanisasi secara besar besaran ke daerah perkotaan.





Comments